www.metrosuara.id – Pakar telematika yang juga mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, mengemukakan pandangannya yang tajam mengenai tindakan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Dalam situasi genting yang melanda bangsa, Gibran dilihat melakukan aktivitas yang dianggap tidak relevan dan menyimpang dari esensi permasalahan yang ada.
Di tengah aksi besar-besaran yang mengguncang berbagai kota, Gibran ditangkap kamera menggelar pertemuan dengan sejumlah pria yang mengenakan atribut ojek online. Langkah ini langsung memicu kontroversi dan menambah kekacauan di kalangan masyarakat yang sedang berjuang menghadapi masalah-masalah mendesak.
Roy mengungkapkan bahwa tindakan Gibran tersebut terkesan tidak memperhatikan kondisi bangsa yang sedang bergejolak. Sebagai seorang figur publik, seharusnya Gibran lebih peka dan bijaksana dalam menampilkan diri di tengah berbagai tantangan sosial yang hadir.
Kritik Terhadap Tindakan Gibran yang Tidak Relevan
Roy Suryo menyebut langkah Gibran ini sebagai sesuatu yang sia-sia dan tidak substantif. Dia menilai, ini menjadi satu dari sekian banyak momen di mana Gibran menunjukkan ketidakmampuannya untuk menghadapi realita yang kompleks. Pernyataan ini terungkap setelah aksi-aksi protes yang meluas di masyarakat.
Dalam pandangan Roy, gaya politik yang diusung Gibran mencerminkan pola yang pernah dilakukan oleh ayahnya, Presiden ke-7 Republik Indonesia. Dia berpendapat bahwa masyarakat Indonesia kini jauh lebih cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh strategi politik yang dangkal.
Kritik ini bukan tanpa alasan, mengingat masyarakat sedang mengharapkan tindakan yang lebih tegas dan konkret dari para pemimpin. Alih-alih menunjukkan empati dan kepedulian, Gibran justru terkesan mengabaikan tuntutan publik dengan mengadakan pertemuan yang dianggap tidak esensial.
Perbandingan Dengan Usaha Presiden Prabowo
Pada saat yang sama, Roy Suryo mengarahkan kritikannya kepada upaya Presiden Prabowo yang sedang berjuang menjaga stabilitas bangsa. Dalam pandangannya, langkah Gibran sangat kontras dengan usaha yang dilakukan oleh Prabowo untuk menjaga kedamaian dan ketentraman masyarakat yang tengah berduka.
Roy menegaskan bahwa dengan situasi yang memanas, pilihan Gibran untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang tidak relevan menunjukkan ketidakpahaman akan kondisi yang ada. Hal ini sangat disayangkan, mengingat banyaknya pihak yang berharap pada kepemimpinan yang lebih bertanggung jawab.
Dia menganggap bahwa tindakan Gibran ini berpotensi memicu reaksi negatif dari masyarakat. Dalam suasana yang seharusnya penuh rasa hormat terhadap tragedi sosial, kegiatan seperti itu hanya akan menambah ketegangan di kalangan warga.
Pentingnya Tindakan Konsekuen dari Pemimpin
Berdasarkan kondisi saat ini, Roy Suryo mengajak masyarakat untuk lebih kritis terhadap tindakan para pemimpin. Dia menggarisbawahi pentingnya tuntutan untuk memakzulkan Gibran terlepas dari apa pun latar belakangnya, jika dinilai tidak menjalankan fungsinya dengan baik. Tindakan semacam ini dianggap sangat relevan dalam rangka menjaga kualitas kepemimpinan yang dapat dipercaya.
Roy juga mengingatkan bahwa bagi sebuah bangsa yang demokratis, partisipasi masyarakat dalam mengawasi dan menilai pemimpin adalah hal yang wajar dan mendasar. Dalam kacamata Roy, tidak ada satupun pemimpin yang kebal terhadap kritik dan penilaian publik.
Dia berharap dengan adanya tawaran pemakzulan ini, para pemimpin akan lebih mendengarkan aspirasi rakyat dan bertindak sesuai dengan kebutuhan bangsa. Suatu tindakan kepemimpinan yang baik harus mencerminkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap semua elemen masyarakat.