www.metrosuara.id – Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko Widodo, memiliki peluang yang cukup signifikan untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada tahun 2029. Namun, peluang tersebut juga menciptakan kekhawatiran di kalangan sejumlah pihak, termasuk di dalamnya Jenderal (Purn) Sutiyoso. Hal ini mencerminkan dinamika politik yang kompleks di Indonesia.
Bang Yos, sapaan akrab Sutiyoso, menilai pengalaman Gibran dalam memimpin Solo dan ambisinya untuk menjadi wakil presiden belum cukup untuk mengatasi problematika negara yang multikompleks. “Dengan latar belakang dan pengalaman seperti itu, apakah cukup untuk menangani persoalan negara yang rumit? Nasib bangsa ini tergantung pada itu,” ujar Sutiyoso dalam sebuah program di platform YouTube.
Lebih lanjut, Sutiyoso berpendapat bahwa jika Presiden Prabowo Subianto mengalami halangan dalam menjalankan tugas, Gibran mungkin akan menjadi pilihan berikutnya dalam sistem pemerintahan yang berlaku. “Kalau Prabowo tidak bisa menjalankan tugas, maka otomatis Gibran akan melanjutkan. Itulah ketentuan dalam konstitusi kita,” imbuhnya.
Pengakuan Sutiyoso akan khawatirnya para purnawirawan TNI terhadap kemungkinan Gibran diangkat sebagai presiden menggambarkan adanya keresahan di kalangan mantan petinggi militer. “Sebagai bagian dari keluarga besar TNI, kami mendoakan Prabowo agar sehat dan mampu terus memimpin hingga tahun 2029,” ucap Bang Yos, menunjukkan dukungan kepada Prabowo untuk kembali terpilih.
Sutiyoso juga menekankan harapan dari para purnawirawan TNI bahwa Prabowo bisa memimpin untuk periode selanjutnya. “Kita semua tidak mengetahui apa yang telah digariskan oleh Allah. Apa pun yang terjadi, semua bisa saja berubah,” tuturnya, mengingatkan bahwa masa depan selalu memiliki ketidakpastian.
Secara keseluruhan, perkembangan politik di Indonesia, khususnya mengenai potensi Gibran sebagai calon presiden, menunjukkan betapa rumitnya iklim politik saat ini. Antara pengalaman, ambisi, dan harapan masyarakat, semua bersatu menciptakan narasi yang menarik untuk diikuti dalam beberapa tahun ke depan. Dengan demikian, setiap langkah yang diambil oleh Gibran dan para pemangku kepentingan lainnya akan menjadi sorotan bagi publik.