www.metrosuara.id – JAKARTA — Dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang jatuh setiap 20 Mei, sebuah bank terkemuka di Indonesiapun merampungkan komitmen mereka untuk berperan aktif dalam kebangkitan ekonomi tanah air. Bank ini tidak henti-hentinya berupaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, terutama di segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang dianggap sebagai pilar utama perekonomian nasional.
Tema Hari Kebangkitan Nasional tahun ini adalah “Bangkit Bersama Wujudkan Indonesia Kuat”. Tema tersebut bukan hanya menjadi seruan untuk bersatu, tetapi juga sebagai panggilan bagi seluruh elemen masyarakat untuk saling menguatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah berbagai tantangan global. Ini menjadi langkah strategis untuk mewujudkan Indonesia yang lebih berdaya saing baik secara ekonomi maupun sosial. Lebih lanjut, tema ini sesuai dengan arah pembangunan nasional yang terinspirasi dari prinsip Asta Cita, yang menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor serta semangat gotong royong.
Sebagai agen utama dalam pembangunan ekonomi, bank ini menghadirkan berbagai program dan inisiatif strategis untuk memperkuat ekonomi kerakyatan. Berikut adalah tujuh inisiatif kunci yang diusungnya:
- Penyaluran Kredit ke UMKM Sebesar Rp1.126 Triliun Dengan Porsi 81,97%
Di akhir Triwulan I 2025, bank ini melaporkan penyaluran kredit mencapai Rp1.373,66 triliun, dengan pertumbuhan 4,97% dibandingkan tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, segmen UMKM mendominasi dengan porsi yang sangat signifikan, mencapai 81,97% atau sekitar Rp1.126,02 triliun.
- Konsisten Menjadi Penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) Terbesar di Indonesia
Bank ini berhasil menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia, dengan realisasi mencapai Rp54,9 triliun hingga akhir April 2025. Jumlah ini setara dengan 31,38% dari alokasi KUR yang diberikan pemerintah kepada bank tersebut, yang totalnya mencapai Rp175 triliun untuk tahun 2025. Mengacu pada data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, kehadiran program KUR dengan suku bunga rendah ini telah menunjukkan dampak positif dan memberikan multiplier effect pada pertumbuhan ekonomi secara makro.