• Hubungi Kami
  • Kebijakan Privasi
Senin, Juli 7, 2025
Metrosuara.id
  • Login
  • Home
  • Nasional
  • Kriminal
  • Hiburan
  • Ekonomi
  • Politik
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Kriminal
  • Hiburan
  • Ekonomi
  • Politik
No Result
View All Result
Metrosuara.id
No Result
View All Result

Kementerian ESDM Usulkan Subsidi Listrik Rp104,97 Triliun di 2026 untuk 44,88 Juta Pelanggan

Kementerian ESDM Usulkan Subsidi Listrik Rp104,97 Triliun di 2026 untuk 44,88 Juta Pelanggan

BacaJuga

Pakar Hukum Pertambangan Unhas: PT Vale Patuhi Kasus Tanamalia, Masyarakat Serobot Hutan

Pakar Hukum Pertambangan Unhas: PT Vale Patuhi Kasus Tanamalia, Masyarakat Serobot Hutan

Mobil RI Ini Jadi Buruan Tak Disangka di Pasar Internasional!

Mobil RI Ini Jadi Buruan Tak Disangka di Pasar Internasional!

www.metrosuara.id – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Komisi XII DPR RI telah melaksanakan rapat dengar pendapat yang membahas pentingnya alokasi subsidi listrik. Dalam pertemuan ini, diusulkan alokasi subsidi dengan estimasi sebesar Rp 97,37 triliun hingga Rp 104,97 triliun pada tahun 2026, disertai dengan target mencapai 44,88 juta pelanggan.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jismin P Hutajulu, menjelaskan bahwa subsidi listrik akan difokuskan kepada rumah tangga yang berstatus miskin dan rentan. Program ini bertujuan untuk mendukung transisi energi yang lebih efisien dan berkeadilan, mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial, fisikal, dan lingkungan.

Jismin menambahkan, perhitungan subsidi ini berdasarkan beberapa parameter makroekonomi yang relevan. Parameter tersebut mencakup nilai tukar rupiah, harga minyak mentah Indonesia, dan inflasi yang diperkirakan akan terjadi dalam periode tersebut.

Mendalami Usulan Alokasi Subsidi Listrik oleh Kementerian ESDM

Kementerian ESDM mengusulkan beberapa parameter dalam menghitung alokasi subsidi listrik. Pertama, nilai tukar rupiah diasumsikan berkisar antara Rp16.500 hingga Rp16.900. Kedua, harga minyak mentah Indonesia (ICP) diproyeksikan antara USD 60-80 per barel.

Selain itu, Jismin mengungkapkan bahwa inflasi diperkirakan berada pada angka 1,5-3,5 persen. Dengan parameter tersebut, pihaknya berharap dapat mencapai target penerima subsidi sebesar 44,88 juta pelanggan.

Target tersebut mencakup rumah tangga dengan daya 450 volt-ampere (VA) dan 900 VA, serta mencakup segmen bisnis kecil dan sektor sosial. Hal ini menunjukkan bahwa perhatian pemerintah tidak hanya terbatas pada rumah tangga, tetapi juga mencakup sektor-sektor lain yang membutuhkan dukungan.

Proyeksi Realisasi Subsidi Listrik untuk Tahun-Tahun Mendatang

Rencana realisasi subsidi listrik untuk tahun 2024 diperkirakan mencapai Rp 77,05 triliun. Sementara itu, dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, subsidi yang dialokasikan meningkat menjadi Rp 87,72 triliun. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk meningkatkan dukungan terhadap masyarakat.

Namun, realisasi subsidi tahun ini diproyeksikan mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 90,32 triliun. Kondisi ini mencerminkan kebutuhan yang terus bertambah di lapangan, terutama bagi lapisan masyarakat yang lebih terpinggirkan.

Dalam konteks proyeksi ini, pemerintah perlu memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil efektif dalam mengelola anggaran subsidi listrik. Penyusunan anggaran yang hati-hati akan membantu meringankan beban keuangan negara sambil tetap memberikan bantuan yang diperlukan kepada rakyat.

Strategi Pengendalian Beban Subsidi Listrik oleh Pemerintah

Jismin juga menjelaskan langkah-langkah yang diambil oleh Kementerian ESDM untuk mengendalikan beban subsidi listrik. Salah satu strategi utama adalah dengan mengelola biaya pokok penyediaan (BPP) listrik. Hal ini penting karena subsidi merupakan selisih antara BPP dan tarif yang dikenakan kepada masyarakat.

Dengan pengelolaan tersebut, diharapkan akan ada efisiensi yang bisa dicapai tanpa mengurangi kualitas layanan yang diberikan. Selain itu, transparansi dalam penghitungan BPP juga perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat memahami struktur biaya yang ada.

Tindak lanjut dari strategi pengendalian ini merupakan langkah penting dalam mewujudkan transisi energi yang lebih berkelanjutan. Investigasi mendalam terhadap biaya dan tarif akan membantu dalam menemukan solusi yang lebih baik bagi semua pihak.

Previous Post

Modal Besar Muhammadiyah Akan Mendirikan Bank Syariah

Next Post

Pemilu Nasional Dipisah dengan Daerah Menurut MK Rifqi Nilai Ada Kontradiksi

Rekomendasi

Film A Business Proposal Versi Abidzar-Ariel Tatum Masuk 10 Teratas Netflix

Film A Business Proposal Versi Abidzar-Ariel Tatum Masuk 10 Teratas Netflix

Dosen Tersangka Kasus Sesama Jenis dengan Mahasiswa di UNM

Dosen Tersangka Kasus Sesama Jenis dengan Mahasiswa di UNM

Cek Harga Emas Saat Ini

Cek Harga Emas Saat Ini

Dugaan Anthony Budiawan Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi Hanya Gimmick

Dugaan Anthony Budiawan Pertumbuhan Ekonomi di Era Jokowi Hanya Gimmick

Jalan Mulus Menuju Ketua Golkar Sulsel, Erwin Aksa Faktor Penting

Jalan Mulus Menuju Ketua Golkar Sulsel, Erwin Aksa Faktor Penting

Penilaian Kader PSI Dinilai Sesat, Ferdinand: Jokowi Seharusnya Jadi Napi Bukan Nabi

Penilaian Kader PSI Dinilai Sesat, Ferdinand: Jokowi Seharusnya Jadi Napi Bukan Nabi

Ruhut Sitompul Tegur Fadli Zon: Jangan Lukai Korban Peristiwa 98

Ruhut Sitompul Tegur Fadli Zon: Jangan Lukai Korban Peristiwa 98

Sidebar

Kategori

  • Ekonomi
  • Hiburan
  • Kriminal
  • Nasional
  • Politik
Metrosuara.id

© 2025 Metrosuara.id - Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Informasi Kami

  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Hubungi Kami
  • Disclaimer
  • Tentang Kami
  • Kebijakan Privasi

© 2025 Metrosuara.id - Seluruh hak cipta dilindungi undang-undang.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?