www.metrosuara.id – Baru-baru ini, sebuah video yang memperlihatkan sekelompok karyawan Gudang Garam menangis menjadi viral di media sosial. Dalam video tersebut, karyawan tampak berduka akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang diduga terjadi, menciptakan kepedihan yang mendalam dalam dunia kerja.
Video ini diunggah oleh akun @mdyXX pada tanggal 6 September 2025 disertai keterangan yang menggambarkan perasaan para karyawan tersebut. Dikatakan, “Momen perpisahan karyawan PT Gudang Garam yang kena PHK. Dunia kerja sedang tidak baik-baik saja.” Situasi ini menegaskan tantangan yang dihadapi banyak perusahaan saat ini.
Saat berita ini mencuat, belum ada pernyataan resmi dari pihak Gudang Garam mengenai situasi tersebut. Namun, jika melihat laporan dari Bursa Efek Indonesia (BEI), kondisi keuangan perusahaan tampaknya sedang tidak sehat.
Kondisi Keuangan yang Memprihatinkan di Perusahaan Rokok Terkenal
Pada tahun 2024, kinerja keuangan Gudang Garam mengalami penurunan yang drastis dengan laba bersih hanya mencapai Rp980,8 miliar. Angka ini turun hingga 81,57 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp5,32 triliun.
Faktor-faktor seperti penurunan daya beli masyarakat dan ketatnya persaingan di industri rokok diduga menjadi penyebab utama anjloknya kinerja tersebut. Dalam hal ini, perusahaan harus menghadapi tantangan besar untuk kembali bangkit dan beradaptasi dengan kondisi pasar yang terus berubah.
Penting bagi Gudang Garam untuk memperhatikan berbagai aspek yang dapat mengembalikan kepercayaan konsumen dan meningkatkan daya beli. Menciptakan inovasi produk dan kualitas yang lebih baik mungkin bisa menjadi solusi yang wajib dipertimbangkan.
Fokus ke Figur Kunci: Susilo Wonowidjojo di Balik Gudang Garam
Di tengah dinamika tersebut, nama Susilo Wonowidjojo mencuat sebagai sorotan utama. Sebagai pemilik Gudang Garam, ia memegang peranan penting dalam menentukan arah perusahaan ke depan.
Susilo lahir di Kediri pada 18 November 1956 dan merupakan generasi kedua dari keluarga pendiri Gudang Garam. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan dunia industri rokok yang dibangun oleh keluarganya dengan penuh kerja keras.
Karier Susilo dimulai sedari muda, dan ia aktif di operasional pabrik sejak era 1970-an. Di usianya yang masih muda, ia sudah dipercaya sebagai direktur dan terlibat dalam proses modernisasi produksi.
Langkah-Langkah Strategis Susilo dalam Memimpin Perusahaan
Susilo berhasil memperkenalkan penggunaan mesin pelinting kretek di pabrik, yang merupakan langkah besar dalam perkembangan teknologi produksi. Setelah wafatnya ayahnya pada 1985, kepemimpinan perusahaan sementara dipegang oleh kakaknya, Rahman Halim.
Namun, sejak 2008, Susilo mengambil alih kembali kepemimpinan setelah kakaknya meninggal dunia. Di bawah kepemimpinannya, Gudang Garam melakukan perluasan area produksi pada tahun 2013, menunjukkan komitmen untuk terus berinovasi dan berkembang.
Dengan adanya perluasan produksi, diharapkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat. Susilo juga harus menghadapi tantangan untuk menghidupkan kembali minat konsumen terhadap produk mereka.
Perspektif Masa Depan dan Tantangan yang Dihadapi
Ke depan, Gudang Garam perlu lebih proaktif dalam merespons perubahan perilaku konsumen dan kondisi ekonomi yang tidak menentu. Perusahaan harus memikirkan strategi pemasaran yang lebih efektif untuk memenangkan hati pelanggan.
Selain itu, kolaborasi dengan berbagai pihak dan pemanfaatan teknologi informasi dapat menjadi kunci sukses untuk mencapai laju pertumbuhan yang diinginkan. Susilo harus memimpin timnya dengan visi yang jelas agar perusahaan dapat beradaptasi dengan cepat.
Sementara itu, karyawan juga perlu mendapatkan perhatian khusus, termasuk pelatihan dan pengembangan, untuk meningkatkan keterampilan mereka di tengah transformasi industri. Dengan demikian, semua pihak dapat berkontribusi bersama demi kelangsungan perusahaan dan mengurangi dampak negatif PHK yang terjadi.