www.metrosuara.id – Temuan baru dari Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) membuka mata banyak orang tentang risiko kesehatan yang mengintai dalam penggunaan galon guna ulang. Investigasi yang dilakukan menunjukkan bahwa hampir 40 persen galon yang beredar telah melewati batas usia pemakaian yang aman, sehingga menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen.
Perhatian terhadap kualitas galon ini sangat penting, mengingat banyaknya individu yang bergantung pada air dalam galon untuk kebutuhan sehari-hari. Usia galon yang melebihi satu tahun dapat menjadi sumber masalah kesehatan yang serius jika tidak ditangani dengan tepat.
Setelah mengunjungi 31 lokasi, termasuk agen distribusi dan depot pengisian ulang, KKI menemukan fakta mencengangkan. Lebih dari sepertiga galon yang terdapat di konsumen sudah berusia lebih dari dua tahun, membuatnya rentan terhadap kontaminasi yang membahayakan kesehatan.
Risiko Kesehatan dari Galon Usia Lanjut yang Harus Diketahui
Penting untuk memahami potensi risiko yang dihasilkan dari penggunaan galon yang tidak layak pakai. Galon yang terbuat dari plastik polikarbonat direkomendasikan hanya untuk digunakan hingga 40 kali pengisian ulang, atau maksimal satu tahun.
Setelah melewati batas tersebut, struktur material galon mulai mengalami kerusakan mikroskopis. Hal ini dapat menyebabkan senyawa kimia berbahaya seperti Bisphenol A (BPA) lepas ke dalam air yang diminum oleh pengguna setiap hari.
Paparan BPA dalam jangka panjang dapat mengganggu sistem hormonal tubuh manusia. Oleh karena itu, pemantauan kualitas galon yang digunakan sangatlah vital demi menjaga kesehatan konsumen.
Proses Distribusi yang Menyebabkan Galon Rentan Terhadap Kerusakan
Sebagian besar galon yang beredar di pasaran diangkut menggunakan truk bak terbuka, yang membuatnya rentan terhadap sinar matahari langsung. Penanganan yang sembarangan ini dapat mempercepat kerusakan pada material galon.
KKI mencatat bahwa 75 persen galon yang diuji terpapar sinar matahari yang dapat merusak struktur plastik. Dengan demikian, ketidakpahaman akan metode penyimpanan yang baik berkontribusi besar terhadap risiko kesehatan yang ada.
Di fasilitas depot, penggunaan deterjen keras dan sikat kasar untuk pencucian galon juga menambah masalah. Proses ini dapat menggores permukaan dalam galon, meningkatkan kemungkinan pelepasan BPA ke dalam air.
Pentingnya Pendidikan Konsumen dalam Memilih Galon yang Aman
Mengetahui fakta-fakta ini, pendidikan masyarakat menjadi sangat penting. Konsumen perlu diberikan informasi yang memadai mengenai pemilihan galon yang aman dan layak pakai.
Pihak berwenang dan organisasi kesehatan sebaiknya berkolaborasi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Kampanye yang jelas mengenai batas usia pemakaian galon akan sangat membantu meningkatkan kesadaran akan isu ini.
Galon yang sudah melewati batas seharusnya diidentifikasi dan ditarik dari peredaran. Dengan cara ini, diharapkan angka penggunaan galon yang tidak aman dapat berkurang secara signifikan.
Langkah-Langkah untuk Mengurangi Risiko Kesehatan dari Galon Usia Lanjut
Untuk mengurangi risiko kesehatan dari galon yang sudah tidak layak pakai, penting untuk menerapkan langkah-langkah yang konkret. Salah satunya adalah memastikan bahwa pemukiman atau lingkungan tempat tinggal memiliki sistem pengawasan yang baik terhadap distribusi galon.
Selain itu, konsumen juga disarankan untuk mendaftar demi mendapatkan informasi terbaru mengenai kondisi galon di daerah mereka. Dengan mengetahui kapan galon perlu diganti, konsumen dapat lebih bijak dalam mengatur kebiasaan menggunakan air dalam galon.
Pemerintah juga dapat berperan aktif dalam menetapkan regulasi dan standar yang lebih ketat bagi produsen galon. Dengan demikian, para produsen terpaksa untuk mematuhi standar keselamatan yang lebih baik demi melindungi konsumen.