www.metrosuara.id – Kandidat Ketua Golkar Sulsel, Dr. Ilham Arief Sirajuddin, menunjukkan komitmen yang kuat terhadap jaringan sosial dan politiknya di tengah kesibukan yang sangat padat. Pada 24 Juni 2025, dirinya menyempatkan kunjungan ke Pondok Pesantren DDI Mangkoso untuk menjalin silaturahmi dengan tokoh-tokoh berpengaruh.
Dalam perjalanan menuju Parepare, IAS berkunjung ke kediaman AGH Prof. Dr. H. M. Faried Wajedy, LC. MA., seorang tokoh yang sudah dianggapnya seperti orang tua sendiri. Pertemuan ini menjadi momen penting karena IAS merasa sudah lama tidak bertatap muka dengan sosok yang dihormatinya ini.
IAS mengungkapkan rasa rindunya dengan mengingat pertemuan terakhir mereka yang berlangsung tahun lalu di Masjid Mangkoso. Kunjungan ini merupakan cara bagi IAS untuk mempererat hubungan serta memohon doa dan dukungan dari profesornya.
Momen Berharga di Pondok Pesantren DDI Mangkoso
Pondok Pesantren DDI Mangkoso memiliki sejarah yang erat dengan Partai Golkar. Bahkan, sejak tahun 90-an hingga awal 2000-an, pemimpin Golkar kerap kali mengunjungi pesantren ini untuk menjalin komunikasi dengan para ulama.
Kedatangan sosok-sosok besar seperti Harmoko dan Akbar Tanjung menandakan betapa pentingnya hubungan antara politik dan agama dalam konteks sosial Indonesia. Mereka tidak hanya datang untuk meminta dukungan, tetapi juga untuk berdialog dengan para ulama.
Kedekatan ini menegaskan kekuatan politik Partai Golkar dalam membangun relasi dengan tokoh agama. Hal ini sangat bermanfaat untuk membangun citra positif dan memperluas pengaruh politik mereka di masyarakat.
Hubungan Antara Partai dan Ulama: Sebuah Tradisi
Tradisi kunjungan para petinggi Golkar ke pesantren telah menjadi nilai tambah bagi partai. Interaksi yang terjalin merupakan indikasi penghormatan terhadap otoritas keagamaan yang ditemui.
Pada setiap kunjungan, ada dialog yang berlangsung bukan sekadar formalitas. Diskusi mengenai isu-isu sosial dan politik menjadi bagian penting dalam menjalin konektivitas dan mencari titik temu antara kebutuhan masyarakat dan kebijakan yang akan diambil.
Konsep ini memacu Partai Golkar untuk tetap relevan dan terhubung dengan akar rumput. Melalui komunikasi yang efektif dengan ulama, partai ini mampu merespons aspirasi masyarakat secara lebih tepat.
Pentingnya Dialog dalam Strategi Politik Modern
Dalam era politik yang semakin kompleks, dialog dengan pemuka agama menjadi bagian dari strategi yang tidak bisa diabaikan. IAS mengerti bahwa kunjungan ini bukan hanya sekadar formalitas, melainkan cara membangun kepercayaan di kalangan pemilih.
Strategi komunikasi yang baik dapat membuka pintu bagi kebijakan yang lebih inklusif dan mendunia. Hubungan baik dengan pemuka agama juga membantu menciptakan suasana harmonis di masyarakat, meskipun ada perbedaan pandangan politik.
Kunjungan-kunjungan seperti ini diharapkan dapat menciptakan suasana saling percaya antara rakyat dan pihak pemerintahan. Dalam hal ini, IAS berupaya untuk menunjukkan bahwa politik tidak hanya soal kekuasaan, tetapi juga mengenai pengabdian kepada masyarakat.