www.metrosuara.id – Pernyataan Budiman Sudjatmiko mengenai rencana perubahan skema bantuan sosial (bansos) mendapat berbagai tanggapan, termasuk dari pegiat media sosial, Herwin Sudikta. Reaksi tersebut mencerminkan ketidakpuasan terhadap perubahan yang dianggap tidak sejalan dengan semangat kritis yang dimiliki Budiman di masa lalu.
Dalam rencananya, Budiman menyatakan bahwa bansos ke depannya hanya akan dialokasikan untuk kelompok masyarakat tertentu, seperti lanjut usia (lansia) dan penyandang disabilitas. Hal itu menimbulkan pertanyaan tentang komitmen sosial yang perlu dipertahankan di tengah situasi yang semakin kompleks.
Herwin, yang dulu dikenal dengan akun @TOM5helby, menilai bahwa sikap Budiman kini telah jauh berubah. Menurutnya, Budiman dulunya adalah sosok yang berani melawan kekuasaan, namun kini tampak lebih condong kepada kebijakan yang kurang berani.
Kritik Terhadap Perubahan Sikap Budiman Sudjatmiko
Herwin menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap sosok Budiman yang sebelumnya dikenal sebagai pembela hak masyarakat. Ia merasa Budiman kini telah menjadi bagian dari sistem yang dulu dikritiknya dengan penuh keberanian.
Dalam pandangan Herwin, Budiman saat ini bagaikan “bonsai putri malu”, yang indah namun tidak berdaya. Ia menggambarkan perubahan logika politik Budiman sebagai sebuah bentuk pengkhianatan terhadap prinsip-prinsip yang dulunya dia perjuangkan.
Sikap ini, menurut Herwin, sangat ironis mengingat perjalanan Budiman yang sebelumnya dikenal sebagai “duri” bagi kekuasaan. Budiman kemudian dianggap telah mengubah arah dan menjauh dari idealismenya dalam memperjuangkan hak masyarakat.
Relevansi Rencana Baru dalam Penyaluran Bansos
Meski tidak sepenuhnya menolak usulan yang diajukan Budiman, Herwin menilai bahwa kondisi masyarakat saat ini membutuhkan perhatian lebih mendalam. Ia menyebutkan bahwa orang-orang yang paling layak menerima bantuan justru adalah mereka yang terkena dampak dari perjalanan rumit kekuasaan.
Usulan Budiman dapat dipandang masuk akal, tetapi konteksnya perlu ditelaah lebih lanjut. Herwin menekankan pentingnya mengkaji siapa yang benar-benar membutuhkan bantuan dan tidak terjebak pada narasi angka semata.
Bantuan sosial seharusnya tidak hanya menjadi hawa nafsu politik, tetapi juga berfungsi untuk menyalurkan harapan dan keberdayaan masyarakat. Penyaluran bansos yang tepat sasaran menjadi urusan krusial dalam kerangka mengurangi kesenjangan sosial.
Pentingnya Komitmen Sosial bagi Masyarakat
Dalam situasi ini, komitmen terhadap kesejahteraan sosial menjadi sangat penting. Pembuat kebijakan harus mengingat bahwa mereka bekerja untuk masyarakat, bukan sebaliknya. Setiap langkah yang diambil harus benar-benar mencerminkan keinginan untuk melindungi yang lemah.
Budiman mungkin memiliki niat baik untuk memperbaiki sistem, tetapi harus ada keseimbangan antara kebijakan dan kebutuhan masyarakat. Tanpa itu, rencana ini bisa dianggap sebagai langkah mundur bagi upaya pengentasan kemiskinan.
Sosialitas dalam pemerintahan tidak hanya menjadi slogan, tetapi harus diimplementasikan melalui kebijakan yang berorientasi pada rakyat. Keterlibatan masyarakat dalam menentukan kebijakan juga penting untuk membangun kepercayaan publik.