www.metrosuara.id – JAKARTA – Dalam rangka mendengarkan aspirasi para pengemudi ojek online (ojol), Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, mengadakan audiensi dengan perwakilan dari berbagai asosiasi pengemudi. Pertemuan ini dilaksanakan di tengah aksi unjuk rasa yang berlangsung di sekitar Patung Kuda, Jakarta, dan difasilitasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan.
Acara tersebut dimulai pada pukul 16.00 WIB dan menjadi ajang bagi pengemudi ojol untuk menyampaikan berbagai aspirasi serta tuntutan yang mereka anggap penting. Dengan dukungan dari Kementerian Perhubungan, mereka berharap suara mereka didengar dan ditindaklanjuti.
Aan Suhanan menekankan bahwa tujuan utama dari audiensi ini adalah untuk menyerap masukan langsung dari para mitra pengemudi. Dia menyatakan, “Kita ingin semua aspirasi mereka terangkat dan didiskusikan lebih lanjut.” Ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk melibatkan pengemudi ojol dalam pembahasan kebijakan yang berhubungan dengan mereka.
Selama pertemuan, ada beberapa tuntutan yang disampaikan oleh perwakilan pengemudi. Di antara tuntutan tersebut adalah penyesuaian tarif ojek online, di mana mereka meminta adanya batas maksimal potongan dari aplikator yang tidak melebihi 10 persen. Selain itu, mereka juga menekankan pentingnya peningkatan tarif untuk layanan pengantaran barang dan kurir yang dirasa sangat menguntungkan bagi para pengemudi.
Menanggapi tuntutan tersebut, Aan menegaskan bahwa semua pernyataan dan aspirasi akan dibahas lebih mendalam. Dia menjelaskan bahwa hal ini melibatkan berbagai aspek dan memerlukan kajian yang komprehensif sebelum keputusan resmi dibuat oleh pemerintah. Pendekatan ini menunjukkan usaha pemerintah untuk bersikap transparan dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Di samping itu, Aan menyampaikan kemungkinan kehadiran Kementerian Perhubungan sebagai pendamping dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI. Rapat ini diharapkan dapat mempertemukan pihak aplikator dan perwakilan pengemudi ojol untuk membahas tuntutan tersebut secara menyeluruh. Dengan adanya diskusi ini, diharapkan solusi yang tepat bagi semua pihak dapat dicapai.
Di era digital saat ini, ojek online menjadi salah satu alternatif transportasi yang sangat dibutuhkan masyarakat. Namun, tantangan yang dihadapi para pengemudi tak boleh diabaikan. Lebih dari sekadar mencari nafkah, mereka juga berperan penting dalam meningkatkan mobilitas masyarakat sehari-hari. Oleh karena itu, mendengarkan dan memenuhi aspirasi mereka bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem transportasi.
Pertemuan ini menjadi salah satu langkah awal yang positif dalam membangun dialog yang konstruktif antara pengemudi ojol dan pemerintah. Dengan adanya komitmen untuk terus mendengarkan dan menanggapi aspirasi mereka, harapan akan terciptanya solusi yang saling menguntungkan kian membara. Keterlibatan berbagai pihak dalam proses ini menjadi sangat penting untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik bagi semua.