www.metrosuara.id – Polda Sulawesi Selatan telah menyelesaikan penyelidikan terkait kerusuhan yang melibatkan pembakaran kantor DPRD di Makassar. Hasil investigasi menunjukkan bahwa sebanyak 29 orang telah ditetapkan sebagai tersangka, dengan rincian 23 di antaranya merupakan orang dewasa dan 6 lainnya adalah anak di bawah umur.
Kombes Pol Didik Supranoto, selaku Kabid Humas Polda Sulsel, menjelaskan bahwa proses penanganan kasus ini dibagi menjadi dua kategori. Satu bagian ditangani oleh Ditkrimum Polda Sulsel untuk kerusakan yang terjadi di kantor DPRD Provinsi, sedangkan yang lainnya ditangani oleh Polrestabes Makassar untuk DPRD Kota Makassar.
Kepala Humasi Polda Sulsel tersebut juga melaporkan bahwa pihak kepolisian telah mengamankan berbagai barang bukti. Barang bukti yang disita meliputi batu, besi, bambu, balok, sekop, dan rekaman dari CCTV yang mengawasi lokasi kejadian.
Detail Mengenai Tindakan Perusakan yang Terjadi
Berdasarkan laporan, perusakan dimulai dengan pembakaran Poslantas di Pertigaan Jalan AP Pettarani-Alauddin. Setelah berhasil menghancurkan pos tersebut, massa melanjutkan aksi mereka dengan membakar kantor DPRD Makassar di malam yang sama.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa sekitar pukul 22.15 Wita, api telah menguasai halaman kantor DPRD Makassar. Dalam kejadian tersebut, sejumlah kendaraan, termasuk mobil dan motor yang diduga merupakan kendaraan dinas, terbakar.
Massa yang terdiri dari mahasiswa dan komunitas ojek online tidak hanya berhenti di situ. Mereka menguasai jalan AP Pettarani dan menunjukkan perlawanan terhadap pihak berwenang yang mencoba menghentikan aksi mereka.
Penyelidikan Lanjutan dan Pengamanan Barang Bukti
Kombes Pol Didik juga mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah melakukan pengamanan terhadap beberapa barang yang diduga diperoleh dari hasil pencurian. Barang-barang tersebut termasuk ponsel, sepeda motor Yamaha Aerox, dan sejumlah peralatan rumah tangga seperti kipas angin dan kulkas.
Pihak kepolisian kini fokus untuk menyelidiki lebih dalam keterlibatan masing-masing tersangka. Mereka ingin memastikan bahwa semua pihak yang terlibat dalam tindakan anarkis tersebut diadili dan menerima sanksi yang sesuai.
Rekaman CCTV yang telah disita juga menjadi salah satu bukti penting dalam penyelidikan ini. Alat tersebut diharapkan dapat membantu mengidentifikasi individu-individu yang terlibat dalam perusakan lebih lanjut.
Respons Masyarakat Terhadap Kejadian Ini
Kejadian kerusuhan yang melibatkan pembakaran dan perusakan ini memicu reaksi beragam dari masyarakat. Sebagian besar warga mengutuk tindakan anarkisme semacam itu dan menyerukan penegakan hukum yang tegas. Banyak yang menilai bahwa aksi tersebut tidak mencerminkan cara berunjuk rasa yang baik.
Pemerintah juga mulai mempertimbangkan langkah-langkah untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Beberapa anggota masyarakat menyarankan agar dialog dilakukan antara pengunjuk rasa dan pihak berwenang untuk mencari solusi yang lebih konstruktif.
Namun, ada juga suara-suara yang mempertanyakan alasan di balik aksi tersebut. Beberapa dari mereka berpendapat bahwa ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah mungkin menjadi pendorong utama dari kerusuhan ini.