www.metrosuara.id – Tiga tahanan dari Polsek Bontonompo di Kabupaten Gowa baru-baru ini kembali ditangkap setelah melarikan diri beberapa waktu lalu. Peristiwa ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena dugaan adanya keterlibatan oknum anggota kepolisian dalam pelarian tersebut.
Ketiga tahanan tersebut terdiri dari individu berinisial MI, RH, dan IR. Selain itu, pelarian mereka menambah daftar panjang masalah yang dihadapi oleh aparat penegak hukum di daerah tersebut.
Investigasi Mendalam Tentang Pelarian Tahanan
Kapolsek Bontonompo, AKP Zulkarnaim, menyampaikan bahwa ada indikasi keterlibatan seorang anggota Brimob Polda Sulsel dalam pelarian ini. Dugaan ini muncul setelah kendaraan yang digunakan untuk melarikan diri diketahui merupakan milik oknum tersebut.
Zulkarnaim menekankan pentingnya penyelidikan lanjutan untuk mengungkap keterlibatan para pihak yang terlibat dalam kasus ini. Pihak kepolisian berupaya untuk memastikan bahwa semua oknum yang terlibat dapat ditindak secara tegas.
Pihak kepolisian tidak tinggal diam, segera berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Resor Gowa dan Dansat Brimob Polda Sulsel. Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal dalam penyelidikan dan penegakan hukum.
Proses Pelarian yang Mengejutkan
Ketiga tahanan yang kabur dilaporkan berhasil melarikan diri dengan cara membobol jeruji besi fasilitas tahanan. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 04.00 WITA pada tanggal 2 Agustus 2025, ketika suasana masih relatif sepi.
Setelah pelarian mereka, pihak kepolisian segera melakukan pencarian intensif. Upaya ini tidak sia-sia, karena dalam waktu yang tidak lama, para tahanan tersebut berhasil ditangkap kembali di Desa Harapan, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu.
Kepulangan mereka ke sel tahanan tidak berjalan mulus. Dalam proses penangkapan, ketiga tahanan tersebut terpaksa mendapat tindakan tegas dengan diberikan hadiah timah panas. Tindakan ini diambil guna mencegah mereka melarikan diri lagi di masa depan.
Hubungan Keluarga dan Keterlibatan Oknum Polri
Salah satu hal menarik dari kasus ini adalah keterkaitan oknum Brimob dengan salah satu tahanan. Diketahui, salah satu dari ketiga tahanan tersebut memiliki hubungan keluarga dengan anggota Brimob yang terlibat.
Zulkarnaim menjelaskan bahwa kakak dari salah satu tahanan tersebut bertugas di Satuan Brimob, yang menimbulkan pertanyaan mengenai apakah telah terjadi komplotan untuk membantu pelarian. Hal ini tentu menjadi fokus utama dalam penyelidikan yang sedang berjalan.
Dalam situasi seperti ini, kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum dapat terganggu. Oleh karena itu, langkah-langkah untuk menuntaskan penyelidikan perlu dilakukan dengan transparan dan akuntabel.
Pentingnya Penegakan Hukum yang Tegas dan Adil
Kasus pelarian tahanan di Gowa ini menyoroti pentingnya sistem pengawasan yang lebih baik di lembaga pemasyarakatan. Pemerintah dan aparat penegak hukum perlu mengevaluasi prosedur yang ada untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
Selain itu, keadilan juga harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Siapapun yang terlibat dalam pelarian, baik itu anggota kepolisian atau tahanan, sebaiknya dijatuhi hukum yang setimpal. Ini penting untuk menjaga integritas aparat dan menegakkan hukum secara berkeadilan.
Diharapkan, kejadian seperti ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait, agar ke depan tidak ada lagi kasus serupa yang merugikan masyarakat. Proses pengawasan dan penegakan hukum perlu diperkuat agar kepercayaan publik tetap terjaga.