www.metrosuara.id – Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, menarik perhatian banyak tokoh masyarakat dan akademisi di berbagai belahan dunia. Salah satu tokoh yang memberikan perhatian serius adalah Prof Jimly Asshiddiqie, seorang pakar hukum tata negara dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi.
Prof Jimly menyerukan kepada seluruh umat beragama untuk bersatu menentang berbagai bentuk penindasan dan kekejaman. Dalam pandangannya, tindakan yang dilakukan oleh Israel, khususnya di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, adalah sesuatu yang tidak bisa dipertahankan.
“Saatnya semua umat beragama bersatu menentang segala bentuk penindasan,” ujar Prof Jimly. Dia percaya bahwa solidaritas lintas iman adalah kunci untuk menghadapi masalah kemanusiaan yang semakin kompleks di dunia saat ini.
Pentingnya Kesadaran Global Terhadap Masalah Kemanusiaan
Dalam konteks global, isu yang terjadi antara Iran dan Israel bukan hanya sekadar konflik antarnegara, tetapi juga tantangan kemanusiaan yang memerlukan perhatian semua pihak. Prof Jimly mengingatkan bahwa solidaritas harus melampaui batasan agama dan negara.
Dia menekankan pentingnya pemahaman bahwa tindakan yang dilakukan Israel bisa berimplikasi jauh lebih besar. Oleh karena itu, dia menyerukan semua umat beragama untuk mengambil sikap kritis terhadap situasi tersebut.
Pernyata, dukungan terhadap kebijakan yang dinilai tidak manusiawi bukan hanya merugikan satu pihak, tetapi menciptakan ketidakadilan di seluruh dunia. Ini adalah alasan mengapa umat beragama sebaiknya bersatu dan berbicara menentang kekejaman.
Harapan untuk Umat Beragama dan Kemanusiaan
Sebagai bagian dari seruannya, Prof Jimly juga berharap agar umat Yahudi yang berpikir rasional dapat menilai kembali dukungan mereka terhadap Netanyahu. Ia percaya bahwa banyak dari mereka yang mungkin tidak setuju dengan kebijakan yang dijalankan saat ini.
“Kita doakan agar mereka bisa mengambil sikap independen dan kritis,” tambahnya. Harapan ini menunjukkan bahwa ada peluang untuk dialog dan perbaikan dari dalam komunitas itu sendiri.
Umat non-Muslim di Indonesia juga diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung gerakan kemanusiaan. Kesadaran lintas iman merupakan langkah yang sangat penting untuk mengakhiri sikap yang selama ini menimbulkan ketidakadilan.
Dasar Moral Pancasila dalam Menanggapi Krisis Global
Prof Jimly mengacu pada sila kedua Pancasila, yang menekankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai panduan moral dalam menangani isu kemanusiaan. Pancasila, sebagai ideologi bangsa, menjadi landasan untuk mengembangkan sikap empati terhadap sesama manusia.
Ia menegaskan bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab adalah tujuan utama yang harus dikejar. Dengan semangat itu, diharapkan bangsa Indonesia dapat memberikan dukungan konkret terhadap upaya-upaya kemanusiaan di kancah internasional.
“Mari kita bersama-sama berjuang demi keadilan sosial,” tegasnya. Penegasan ini semakin menambah bobot seruan moral yang disampaikan kepada semua umat manusia.